Air Mata Wanita

Thursday, April 28, 2011

CERITA SI AIR MATA IBU


Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?"
Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." "Saya tidak mengerti ibu," kata si anak. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kau memang tak akan mengerti…".

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. "Ayah, mengapa ibu menangis?" "Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas," sang ayah menjawab. "Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan."

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?" Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawapannya:

"Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

"Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.

"Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

"Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.

"Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.

"Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

"Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

"Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan."


DISEBALIK AIR MATA WANITA

Dalam Islam, menangis merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap kebenaran. Dalam Al Quran dikatakan bahwa “Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam). (QS. Al-Maidah ayat 83).

Rasulullah saw dan para sahabat benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Kelembutan hati mengantarkan mereka kepada derajat tertinggi sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala. Suatu ketika Abdullah bin Umar berjalan di hadapan sebuah rumah yang penghuninya sedang membaca Al Quran. Ketika sampai pada ayat Al Quran yang tafsirnya,” …(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” (Al-Muthaffifiin ayat 6), pada masa itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Tuhannya. Kemudian beliau menangis. Abu Bakar digelari oleh putrinya Ummul Mukminin Aisyah RA sebagai Rojulun Hakiy (orang yang senantiasa menangis). Beliau sangat sering menangis, dadanya bergolak ketika shalat bersama rasulullah karena mendengar ayat-ayat Al Quran. Begitulah para sahabat dan pengikut Nabi banyak mencucurkan air mata karena meyakini kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.

Menangis akan sulit jika hati dalam keadaan tidak peka. Tak mudah menemukan air mata, ketika berdoa sendirian bila hati tidak lembut. Pada masa ketika kehidupan diliputi gemerlap dunia, seorang mukmin harus senantiaa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya.Menangis merupakan hal positif jika merupakan refleksi dari kesadaran. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya ketika tiada lagi yang sanggup menolongnya melainkan hanya Allah. Sadar bahwa hanya Allahlah tempat bergantung. Kesadaran yang menimbulkan kerendahan hati dan membawa manfaat dunia dan akhirat. Di antara tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan pada hari di mana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Rabb-nya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata. Air mata juga bisa menjadi penawar duka, ketika rasa sedih menyempitkan perasaan dan menyesakkan dada. Namun, setetes air mata kerana takut pada Allah akan jauh memiliki keindahan.

Penghuni surga ialah mereka yang sering menangis di dunia karena Allah. Manusia senantiasa berada dalam dua tangisan yaitu tangisan karena Allah dan tangisan bukan karena Allah. Tangisan pertama adalah tangisan yang disukai Allah, sedangkan yang kedua meski dapat mengurangi beban perasaan namun tidak bernilai ibadah. Wahai para wanita, menangislah seperti Saidina Umar yang selalu berkata pada dirinya sendiri,”Jika kiranya semua manusia ke dalam surga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu.” Menangislah di kala membaca Al Quran, menagislah di kala berdoa di sepertiga malam terakhir, tangisilah kekurangan dan kelemahan diri.

Petikan dari: Dunia Senyuman

0 comments: